Lets be thankful

Assalamualaikum...

Every so often we keep asking ourselves on why and why we did not constantly get what we want? It become questions for many years somehow till one fine day we found the truth and on that day it reveals everything that we never know. Again and again we've become more thankful for the blessings and start to realize that if our du'a was answered spontaneously on that moment, we won't get what we have currently.

In life, sometimes it is better for us to look around ourselves and see those who are less fortunate and from that we will start to be more grateful and keep strong onto the faith that we hold upon.

To be the truth, my tweets are all about two Indian students who came and see me after I needed to interview them to complete my need assessment at that school. They are seeking for the love of people that are called 'father' and 'mother' so long moment ago and till now still crave for it. Nevertheless they never get the endless love from them and could you imagine on how their life would be? 

I can't imagine how their life could be if they never hold the stands to be stronger day by day. Seeing them crying in front of me with explainable words that can be told really made me reflect on what I have in current.

Compared to them, I can see myself that I am much more luckier than them. I got enough love from family and full support from them to pursue anything that I want. All praises to Him.  But I am just a normal human being.

Me, is just a typical woman who have lots of emotional expression especially when I reach stage of adulthood. As a human being, I have experience of been loved, been betrayed, been hated, been hurt,  being cheated, been trusted,  become an object of happiness to somebody, been isolated, humiliated and most hurtful is just become a place for people when only needed.

It's truly an unpleasant moment to me, and for others also it is something malicious for sure. 

But then from these, even though it is hard for me to face it at first, at the end of that it taught me too much things on how life is all about. Without this sorrow, distress, enjoyment, pleasure, amusement and laughter, I would be called as nothing. I may still be regarded as stiff as a doll for do not have any to share about.

That is what life want us to learn. Those people who have fought the toughest battles are the ones who have experienced got hurt by people.

When we look back over the years, smile and say to ourselves; 'I never thought I could do it and I did!' We never thought that we overcame all people, heartaches challenges that bring us down.

Which then of the bounties of your Lord will you deny? Astaghfirullah...

I have an inspiring video to share to all. It is a great moment for us to do self-introspection on ourselves about what we have. It is truly impress me a lot on what actual thing that need to be discovered. As I've already mentioned this in my previous entry (click here), let's us do muhasabah and always being thankful. Life would be great if we're not only think about the suffer, but also the bless. 

Surely there is a purpose behind the trial. Whatever heedlessness we are engaging in, the test should make us realize we have no one, no one at all, but Him.

“Or do you think that you will enter Paradise while such [trial] has not yet come to you as came to those who passed on before you? They were touched by poverty and hardship and were shaken until [even their] messenger and those who believed with him said, ‘When is the help of Allah?’ Unquestionably, the help of Allah is near.” [Qur’an, 2:214]

if we wish to be like somebody

Assalamualaikum...

And happy fasting to all Muslim and Muslimah in this barakah month. May we get blessed by Him InsyaAllah. This is the moment where we can use our utmost strength to the fullest; by mean use our capability to do our good deeds as many as we can, since there are numerous things happened surrounding us lately, and this is the exact time that we can be smarter and act rationally InsyaAllah.

(eh kenapa tetiba aku terspeaking???)

Alhamdulillah... Dah 4 minggu aku berada di sekolah, job sebagai pelatih kaunselor untuk berkhidmat kepada anak bangsa (ceh). And hari demi hari aku semakin selesa dengan tugas begini. Banyak benda yang aku belajar dari kaunselor2 disitu, termasuk jugak pelajar2 yang secara tak langsung membuatkan aku bermuhasabah diri dan bersyukur siapa aku sekarang. Bila kita melihat kesusahan diri sendiri, cuba tengok juga kesusahan orang lain. Melihat penderitaan mereka yang lebih dahsyat dari kita akan membuatkan kita akan semakin bersyukur dan bersedia menerima apa jua keadaan. Redha semestinya.

Salah satu perkara yang membuatkan aku rasa menarik untuk di ulas dan ditekankan disini ialah, (lihat tajuk diatas). Rata2 mereka yang datang berjumpa dengan aku membincangkan hal ni. Yup, aku akui kadang-kadang ada suatu ketika bahawa kita sangat mengimpikan untuk berada di tempat orang lain, yang pada andaian kita orang itu memiliki segala-galanya yang kita mahu. Aku sendiri pun terkadang tidak terlepas dari sindrom sebegini. Bagi kita, dia ada segala-galanya i.e rupa paras, harta, keluarga bahagia, ilmu yang tinggi etc etc. Bila melihat kehidupannya yang serba perfect tu, hati kita berbisik, 

'Alangkah indahnya andai hidup seperti dia'

'I wish I can be like him/her. She/he has everything that I didnt have'

'Kenapa dia ada tetapi aku takde? Kenapa??'

'Hidup dia sangat perfect I guess. Compared to mine, I think she's better'

'Im bad. They've got what they want but me?

Ehemm. Tak salah untuk kita menjadi seperti dia. Perkara tu normal, I guess semua orang ada sifat macam ni. Tapi jangan bandingkan diri kita dengan dia. Don't ever compare yourself with 'em. Never!

Kerana...kita tak pernah berada di tempat beliau. Never sit at their place even in a second. Kita tak tahu kesusahan yang beliau harungi. Kita tak pernah cuba untuk mengukur level kebahagiannya yang konon kita anggap serba perfect itu. Kita tak tahu part buruk dia yang sebelum ni kita agung-agungkan dia sesangat. Kita tak tahu kebaikan dan kelebihan dia yang ada itu yang sebenarnya menghancurkan dia sedikit demi sedikit. We never know.

Yang kita tahu, mulut sentiasa mengomel itu ini, konon kita tak hebat seperti dia. Bila melihat hidup dia yang serba perfect, secara tak langsung kita akan rasa down tetiba. Bila melihat kelebihannya yang tiada pada kita, kita akan rasa makin rendah diri. Dari situ muncul suara-suara halus yang datang dari hati memperkecilkan kebolehan sendiri. Potensi diri makin disembunyikan. Permata yang baru hendak berkilau tetiba malap. Semuanya kerana wujud sebuah perbandingan.

Barangkali kalau lah kita tahu kebenarannya macam mana...barangkali kalau lah kalau kita tahu ia tak seindah apa yang selama ni kita duk imagine..barangkali kalau lah kalau lah kita tahu sebenarnya orang yang kita duk puja2 tu sebenarnya ingin menjadi seperti kita je... Kita takkan sekali-kali mintak untuk jadi orang lain. Jadi diri sendiri sudah cukup. Cukup bersyukur dan meminta sekadar perlu. Tidak mahu melebih-lebih. Tapi pada masa yang sama cuba untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik. Indah pada saatnya, manis pada masanya.

Jadilah seorang yang bersyukur. Cuba untuk ubah cara berfikir. Fikirkan tentang sebuah kelainan. Kelainan yang boleh membawa kepada kebahagiaan pada diri sendiri. Kalau selama ini kita berasa rendah diri kerana merasakan orang lain ada tetapi kita tidak ada, kita sebenarnya silap. Walaupun kadang kala perbandingan itu bagus kerana boleh memotivasikan diri sendiri, tapi tak salah untuk kita menjadi kita apa yang kita jadi pada hari ini. Berubah kerana inginkan sebuah kebaikan dan meminta menjadi insan yang baik, bukannya membandingkan diri dengan orang lain dan berterus-terusan rasa down yang tak sudah-sudah. Ini sememangnya salah.

Sampai bila kita mahu membelenggu diri untuk cuba menjadi orang lain? Cari la ruang untuk menjadi insan yang berintegriti dan tahu membina identiti diri. Jangan just mudah menjadi lalang yang hanya tahu mengikut gerakan dan rentak angin semasa. Daripada kita duk sibuk membandingkan diri dengan orang lain better lagi kita bandingkan diri kita dengan sebelumnya. Top up mana yang kurang, reload mana yang perlu. Delete mana yang buruk dan format segala virus-virus jahat yang membelenggu diri. Keep moving on.

Remember, setiap orang mempunyai jalan or journey sendiri. Luaran mungkin nampak bahagia tapi dalamannya mungkin Allah sahaja yang mengetahui. Kita diuji dengan cabaran dan dugaan yang pelbagai bentuk. Sebab itu kita diberi dengan keistimewaan, kelemahan, kebaikan mahupun keburukan yang berbeza kerana Allah mahu kita lebih menghargai dan saling menerima. Betul tak?

Jangan jadi pengkritik yang kejam kepada diri sendiri dengan membandingkan kehidupan sendiri dengan orang lain. Cari ruang untuk serlahkan potensi diri. Bukan untuk menghapuskan keyakinan diri dengan menggantikannya dengan virus masalah hati yang bisa menggelapkan. Kita semua makhluk terbaik dan semestinya paling istimewa kan?

Life is just a piece of cake. *source: here

Yang membezakan manusia itu dengan manusia lain sebenarnya  adalah level of taqwa. Bukan dengan material keduniaan. Imam Ibnu 'Athaillah As-Sakandari rahimahuLlah berkata, "Ketahuilah, kamu hanya akan mendapat kedudukan mulia dan tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, jika mengikuti (ittiba') sunnah Nabi ﷺ. Sebaliknya, kamu akan diremehkan (kedudukanmu) dan dijauhkan dari Allah jika tidak mengikuti Nabi ﷺ."

Kata Diane Lang, seorang psychotherapist dalam artikel 11 Roadblock to True Happiness, 

''If you're constantly trying to keep up with everyone around you, you can't be happy. You will be too busy comparing yourself to others. If we're constantly comparing ourselves to others, we will never measure up. We will always focus on our faults. Comparing yourself to others is setting yourself up for failure, your living up to others standards not your own..''

Till then. Wassalam.

p/s: Sometimes when we found out the truth about that person, baru kita tahu baik dan buruknya dia. Thus, love yourself.. Dont set up yourself to a big fall, okay :)

Ehemmm

Assalamualaikum...

Ketika entri ini ditulis (bajet macam ayat wartawan), aku baru sahaja selesai satu sesi dengan seorang student. Dalam erti kata yang lain masih berada di sekolah dengan suasana hiruk pikuk students yang buat bising di luar dan excited mahu pulang ke rumah selepas selesai sesi pagi persekolahan. But I'm still here, menunggu sampai petang untuk mencukupkan contact hour approximately 8 hours di sekolah setiap hari kecuali Sabtu dan Ahad. Sometimes it's tiring but somehow it looked amazing to me. Melihat gelagat remaja yang mempunyai ragam yang pelbagai sangat membuatkan aku mengimbau kenangan dulu-dulu. Sewaktu masih di sekolah. Zaman kanak-kanak riang yang penuh ceria. Owh I miss that moment! Jugak aku mengulangi zaman di mana terpaksa bangun seawal 5 lebih untuk bersiap ke sekolah. Menyiapkan breakfast ringkas dan melangkah keluar dari bilik saat matahari belum lagi menampakkan sinar. Teruja sekejap.

And here and now, me, is on the bridge of transition to the world of work. Cukup la kot selama 20 tahun bergelar pelajar yang rasmi di tadika, sekolah dan universiti, sudah sampai masanya untuk aku melangkah ke fasa yang satu lagi. Berdepan dengan pelbagai kerenah manusia yang lebih real berbanding belajar teori semata, aku rasa pengalaman ini cukup berharga untuk dikutip. Walaupun suatu hari nanti aku pasti akan merindui ini semua, tapi melihat pada transisi yang mencabar nih, aku rasa sudah sampai masanya untuk aku menjadi lebih dewasa. Mencari ruang untuk menjadi lebih matang dan tidak terlampau kebudak-budakan. Eh selama ni aku childish ke?

So, ehemm, dengan penuh rasa bangga dan suka cita, aku nak menunjuk2 sikit bilik kaunseling yang menjadi tempat praktikal aku nih. Tempat aku bertemu mata dengan pelajar-pelajar yang kadang kala boleh tahan gatai nya tapi ada jugak yang sangat2 baik dan memahami.

Bilik kaunseling individu dan kelompok.. haaa kalau mengantuk time posa2 cenggini boleh merehatkan badan kejap kat sofa yg empuk tu =P

Sudut ruang tamu atau tempat menunggu. Agak ekslusif la bagi aku sebab student pun senang hati, lebih selesa dgn environment yang convenient kan...

Yang ni pulak sudut informasi dan bacaan. Ada banyak info kat situ tapi aku sendiri tak explore in details lagi ni. hmmpphh

Haa.. sini tempat pendaftaran bagi rekod sesi individu dan kaunseling kat sekolah nih. Pendek kata bila buat macam ni lebih tersusun la sebab senang nak refer. Tapi sebenarnya aku lagi suka design kat situ hehehe.

Sini pulak empat aku menghabiskan masa untuk merekod dan menulis sesuatu terutamanya logbook yang perlu ditulis setiap hari kepada principal. Juga tempat untuk aku menulis entri blog ni andai ada kelapangan.. ceh

Kalau nak cerita pasal kesibukan atau tak cukup masa, ada la jugak. Tapi sebab kami berada di minggu2 pertama ni, ia lebih kepada adaptation and adjustment. Task2 yang lebih berat seperti proposal, verbatim dan write up case tuh untuk minggu2 yang kehadapan. Cuma sekarang ni apa yang best tentang sekolah ni semua students datang kepada aku untuk temujanji kaunseling secara sukarela. Tu pun sebab hari2 ada class relief, time tu jugak aku promote kat diorang apa itu kaunseling dan membetulkan tanggapan salah tentang kaunseling. Salah tanggapan tu memang dah common.. Kat mana2 pun kalau cakap pasal kaunseling mesti akan mengaitkan dengan pelajar bermasalah. Even guru2 sekalipun akan mindsetkan minda mereka yg students datang jumpa kaunselor adalah disebabkan mereka mempuanyai pelbagai masalah. Erkk

Jadi, dari sekarang, apa yang aku harus belajar dari internship selama 14 minggu ini ialah:

# Sesuaikan diri dengan teori2 kaunseling seperti Gestalt, Reality, REBT, CBT, Psychoanalysis, Existential, Person-Centered, Family, Feminist, etc etc. Aku dah terbiasa guna teori Reality (WDEP) dan REBT yang sesuai di apply kat sekolah tapi teori lain aku agak terbelakang. I mean kurang pandai untuk apply sangat. Need to study more. Focus more.

# Membetulkan pandangan dan salah tanggapan pelajar dan guru tentang apa itu kaunseling. It's not just a session, it's more than that.

# Cari module2 yang best and tak bosan untuk students, samada semasa sesi individu, kelompok, relief class atau guidance program.

#Membiasakan diri dengan students lelaki. Aku akui aku agak jarang bergaul dengan lelaki dari kecil sampai sekarang. So the feeling of awkwardness tu terlalu tinggi. Neves kemain lagi terutama bila ada sesi group dengan diorang. Then bila fikiran dah kembali rasional, aku ingatkan balik diri sendiri, they are just adolescents.  I'm their counselor and they are my clients. Perlu ada sense of profesionalism di situ.

#Mencari idea untuk hias bilik kaunseling yang sudah tersedia cantik tuh. At least aku boleh show-off kat Madam yang datang observe nanti, 'Madam, ni hasil yang kitorang buat. Sila bagi markah lebih'. Eheh.

#Perlu lebih versatil dalam setiap tindakan mahupun tugasan. I mean kalau diberi sesuatu tugasan perlu berfikir di luar kotak and do not just rely on solely thing. Nanti jadi tipikal.

#Paling penting, belajar untuk lebih memahami, ada rasa understanding, empati yang tinggi dan sifat prihatin. Niatkan kerana Allah. InsyaAllah.

Still remember what my lecturer, Dr. Khamsiah said,

''Whatever you do to the students, do remind them and yourself, do not see on the end of the product. Look at the journey, the process of it. That's so-called life'.

Insyaallah akan aku pegang kata-kata itu. Thanks a bunch.

Wordless Wednesday #6 Salam Ramadhan Al-Mubarak

On Wednesdays all over the internet, bloggers post  photograph(s) with no words to explain it on their blog. Hence the ‘wordless’ title. The idea is that the photo itself says so much that it doesn’t need any description.

Cikgu Hamdan

Assalamualaikum...

Sesungguhnya daripada Allah kita datang, kepadaNya jua lah kita kembali. Janji Allah itu takkan lewat even sesaat. Ia takkan dimungkiri walau berjuta perancangan manusia sedang tersusun. Allahuakbar. Al-Fatihah.

Tengahari semalam, saat diberitahu akan pemergian seorang guru yang cukup aku hormati dan sayangi, terasa macam seolah-olah ia hanya satu mimpi semata. Tanpa ada sebarang komplikasi mahupun tanda, dia pergi meninggalkan kami dengan aman dan penuh ketenangan. Perginya seorang guru yang penuh dedikasi dan berwibawa, dengan lawak yang bersahaja dan penuh berisi membuatkan kami sentiasa menyenangi cikgu yang satu ini.

Cikgu Hamdan Hasbullah. Sebaris nama yang sentiasa mengisi perjalanan usia remajaku di sekolah. Di taman ilmu itu, aku mengenali beliau sebagai guru Kimia aku yang sangat suka menceriakan suasana dan troll orang. Kenangan itu masih segar, seolah-olah baru semalam.

Aku: Cikgu, esok paper Kimia dah start kan. Macam mana nk jawab ni? Saya tak faham. Esok nak jawab apa?

Cikgu: Oh.. Jangan bimbang. Awak jawab je apa yang ditanya. Kalau tak ditanya tu jangan sekali-kali jawab. Okeh.

Aku: -_-

(Tapi of course la lepas tu dia betul2 ajar aku tentang formula yang betul).

Peristiwa lain yang mana beliau suka mengenakan aku.

Cikgu: Okay, sekarang ni cikgu nak mengumumkan siapa juara larian kita pada tahun ni. Juaranya ialah Farihah bt Mohamad. Jemput datang ke depan untuk mengambil hadiah.

Dengan malu-malu aku ke depan.

Cikgu: (pandang aku dari atas ke bawah) Oh... patutla awak menang.. Tengok la ketinggian awak macam mana.

Satu sekolah duk gelakkan aku!

Masihku ingat. Adakalanya jugak, sewaktu sedang mengajar, sedang kami khusyuk mentelaah, tetiba terdengar suara hilaian beliau yang agak kuat. Mendadak pula tu. Satu kelas memandang beliau dengan penuh pertanyaan dan teka-teki. Kemudian kami tergelak. Dan kami faham ia adalah disebabkan beliau melihat skrip jawapan kami yang entah apa2 tuh dan sekaligus mengurangkan tekanan yg kami alami saat melihat formula2 kimia yang boleh tahan annoying  susahnya dan sentiasa membuatkan kami dalam depression. Cikgu, cikgu.

Sungguh. Aku sangat merindui kenangan itu. Kenangan yang membuatkan aku sentiasa senyum dan tertawa di tempat itu. Dengan gelagat beliau yang bersahaja, beliau mampu mencipta suasana yang berbeza dari sebelumnya. Bayangkan disaat kami dalam mood yang paling kritikal dalam satu program sekolah, kehadiran beliau cukup membuatkan rasa stress kami hilang begitu sahaja. Ada sahaja modul yang dicipta untuk menarik perhatian kami akan aktiviti tersebut. Kreatifnya beliau.

Jadi, kepada Cikgu Mede@Hamdan, walaupun saya tak sempat menziarahi cikgu buat kali terakhir, walaupun tak sempat bersua dengan cikgu di sekolah, saya akan sentiasa mendoakan kesejahteraan cikgu di alam sana. Kami menyayangi Cikgu, tapi Allah ternyata lebih menyayangimu. Satu sekolah menangisi pemergian itu tapi pada masa yang sama kami turut berbangga denganmu. Meskipun takkan ada pengganti sebaik Cikgu, saya yakin ketetapan Allah jauh lebih baik dan menandingi segala-galanya. Pasti ada perancangan yang lebih baik yang Allah sediakan InsyaAllah.

Semoga apa jua ilmu yang Cikgu curahkan mampu menjadi perisai kepada Cikgu dari segala perkara. InsyaAllah ia akan dimanfaatkan untuk seluruh sejagat. Hanya doa yang mampu kami titipkan untuk Cikgu.

Al-Fatihah.

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم
1. "Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani"


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِين
2. "Pujian bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam"

ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم
3. "Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani"

مَـٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّين
4. "Yang Menguasai pemerintahan hari Pembalasan (hari Akhirat)"

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

5. "Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami memohon pertolongan"

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَ ٰط ٱلْمُسْتَقِيمَ

6. "Tunjukilah kami jalan yang lurus"

صِرَ ٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْوَلاَ ٱلضَّاۤلِّينَ
7. "Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) orang-orang yang dimurkai ke atas mereka, dan
bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat"

''Daripada Abu Hurairah bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Apabila seseorang itu meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang soleh mendoakan untuknya.''